Jantung merupakan organ utama dari sistem kardiovaskular yang bekerja memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung juga bekerja sama dengan sistem organ tubuh lain dalam mengontrol detak jantung dan tekanan darah, agar oksigen dapat disalurkan dengan baik ke seluruh organ vital tubuh termasuk otak.
Bila jantung mengalami masalah maka oksigen tidak akan tersalurkan dengan baik. Apabila kondisi ini terus-menerus dibiarkan maka kerusakan pada organ jantung dapat terjadi dan memicu kematian.
Bagaimana Henti Jantung Mendadak Bisa Terjadi?
Henti jantung mendadak atau disebut juga sudden cardiac arrest merupakan kondisi gawat darurat, di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Ketika hal ini terjadi sel-sel di dalam tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang dibutuhkan. Kekurangan oksigen pada sel-sel tubuh dapat berakibat fatal.
Jantung memiliki sistem kelistrikan yang mengontrol laju dan irama jantung. Henti jantung mendadak dapat terjadi ketika sistem kelistrikan jantung tidak berfungsi dengan baik dan menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia).
Henti jantung mendadak adalah salah satu penyebab kematian terbesar yang umumnya dialami orang dewasa berusia 30-40 tahun. Penyebabnya bisa beragam, baik penyakit tertentu maupun kondisi tertentu, di antaranya:
Fibrilasi Ventrikel
Fibrilasi ventrikel adalah salah satu jenis aritmia, di mana ventrikel atau bilik jantung tidak berdetak normal sebagaimana mestinya. Dalam kondisi ini jantung berdetak sangat cepat dan tidak teratur. Akibatnya, jantung tidak bisa memompa darah ke tubuh.
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner didefinisikan sebagai penyempitan atau blokade pada pembuluh darah arteri koroner jantung yang biasanya disebabkan oleh penumpukan materi lemak kolesterol yang membentuk plak.
Penumpukan kolesterol pada pembuluh darah dapat menyumbat sebagian atau seluruh pembuluh darah. Jika hal ini terjadi, suplai oksigen dan nutrisi ke jantung dapat terganggu. Suplai darah ke jantung yang terganggu terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan dan memicu terjadinya henti jantung mendadak.
Kelainan Bawaan
Kelainan bawaan tertentu dapat menyebabkan kelainan pada struktur jantung dan memicu terjadinya aritmia, yang kemudian dapat memengaruhi kerja dan fungsi jantung.
Perubahan Struktural Jantung
Perubahan struktural pada jantung misalnya pembesaran jantung yang terjadi akibat tekanan darah tinggi atau riwayat penyakit jantung yang dimiliki dapat berisiko menyebabkan henti jantung.
Infeksi juga dapat menyebabkan adanya perubahan struktur jantung. Perubahan ini dapat menyebabkan fungsi jantung terganggu sehingga jantung dapat berhenti berdetak.
Stres Fisik
Stres fisik ternyata juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem kelistrikan jantung. Misalnya saja pada kondisi berikut:
- Aktivitas fisik yang intens, di mana tubuh dapat melepaskan hormon adrenalin. Hormon ini dapat memicu henti jantung khususnya pada orang yang memiliki masalah jantung
- Rendahnya kadar kalium dan magnesium di dalam darah
- Kehilangan darah dalam jumlah yang cukup besar karena adanya pendarahan misalnya akibat cedera atau menjalani prosedur pembedahan
- Kekurangan oksigen parah, misalnya saat berada di tengah kerumunan massa, terhimpit, tenggelam, dan lain sebagainya
Sebagian orang mungkin mengalami rasa sakit di dada selama beberapa detik saat mengalami henti jantung mendadak. Adapun gejala lain yang menyertai seperti jantung berdegup kencang, pusing, perasaan tidak enak di perut (seperti hendak muntah), dan kehilangan kesadaran.
Seseorang yang mengalami henti jantung mendadak harus segera mendapatkan perawatan. Pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah RJP (resusitasi jantung paru) agar jantung dapat memompa dan mengalirkan kembali oksigen di dalam tubuh.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
Writer : Agatha Writer
Editor :
- dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 09:28